Pengembangan Produk Sabun Cair Herbal Antiseptik Kombinasi Daun Sirih (Piper Bettle L), Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dan Tanaman Bundung (Actinuscirpus Grossus) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia Colli, Streptococcus pyogenes dan Candida albicans

Oleh : apt. Dra. Hj. Darini Kurniawati, Sp.FRS

 

Di masa pandemi Covid-19 ini, pemerintah mengharuskan masyarakat mematuhi protokol kesehatan, salah satunya adalah sering mencuci tangan dengan sabun untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Saat ini masyarakat lebih senang menggunakan sabun cair karena lebih praktis dan lebih mudah penyimpanannya. Sabun cair antiseptik yang beredar di pasaran menggunakan biasanya mengandung senyawa kimia seperti  triklosan, heksalorofen dan bithional yang bahan bakunya dari luar negeri. Pemerintah mendorong penggunaan bahan baku alam sendiri sehingga bahan alam akan menjadi andalan industri Indonesia.

Bahan baku Sabun Cair Herbal (kulit jeruk nipis, daun sirih, bundung, NaOH, minyak zaitun, Minyak kelapa murni, asam sitrat.

Penelitian dilakukan di laboratorium teknologi farmasi dan laboratorium mikrobiologi Universitas Sari Mulia, dengan Surat Tugas nomor : 851/ST-Penelitian/LPPM/UNISM/XI/2021 dan Sertifikat Etik nomor:154/KEP-UNISM/IV/2022.

Rancangan penelitian: True eksperimental, uji angka kuman  pre-test (kelompok kontrol :mencuci tangan dengan air mengalir) post test (kelompok intervensi :mencuci tangan dengan sabun cair herbal) design dengan analisa Tpaired, dilanjutkan uji daya hambat sabun cair herbal terhadap mikroba Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Escherichia colli dan Candida albican, beserta evaluasi ph, organoleptik, stabilitas busa, kadar air, asam lemak bebas dan alkali bebas.

Hasil Penelitian:

  • Uji Evaluasi sabun cair herbal: bentuk cair, bau lemon dan warna kuning, memilki ketinggian busa 15 – 70 mm, pH 10, kadar air 52%, asam lemak bebas 0,05%, alkali bebas 0,091%
  • Uji angka kuman:
  • Rata-rata jumlah angka kuman pada tangan sebelum cuci tangan yaitu 2,046 x 102 koloni, sedangkan rata-rata jumlah angka kuman setelah mencuci tangan sebesar 1,141 x 102 koloni, sehingga terjadi penurunan angka kuman sebanyak 0,905 x 10 2 koloni , jadi pencucian tangan dengan sabun cair antiseptik herbal dapat menurunkan angka kuman 90,5 % dan uji Paired T didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,0001  (<0,05)
  • KHM dg metode Dilusi
  • Mikroba KHM sabun cair herbal
    Staphylococcus aureus 20%
    Escherichia coli 25%
    Streptococcus pyogenes 30%
    Candida albican 30%

    Produk sabun cair herbal daun sirih (Piper betle L), kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan tanaman bundung (Actinocipruss grossus) memenuhi persyaratan sebagai sabun cair dan memiliki aktifitas antiseptik terhadap Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Candida albicans , Escherichia colli serta mempunyai kemampuan menurunkan angka kuman sebesar 90,5%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *